Setelah Telkom tidak mendapat persetujuan untuk membeli saham Gojek pada 2018, Telkom kembali melanjutkan rencana itu lewat anak usahanya, Telkomsel. Rencana nilai investasinya sekitar Rp 6,6 triliun, yang dibayarkan bertahap.
Meski Gojek adalah perusahaan rintisan dengan valuasi Rp 186 triliun, masa depan bisnis digital mereka masih bergantung pada banyak faktor. Ekosistem Internet di Indonesia, kebiasaan digital para pengguna, hingga ketatnya kompetisi bakal menentukan nasib Gojek sampai beberapa tahun ke depan.
Tempo menyarankan agar Telkom membatalkan rencana tersebut. Karena bertaruh pada aksi spekulatif, apalagi yang risikonya tak terukur pasti, mesti dijauhi. Uang rakyat, yang diwakili pemerintah sebagai pemilik saham mayoritas di semua BUMN, tak boleh sampai terbuang sia-sia.
Menjaga Gojek sebagai decacorn tanah air, tidak harus lewat pembelian saham. Telkom bisa fokus pada pembenahan infrastruktur dan peningkatan layanan telekomunikasi. Sehingga dengan sendirinya akan menyokong perkembangan Gojek sebagai raksasa digital Indonesia.