Lelucon tentang "jual ginjal demi beli iPhone" telah berubah mengerikan ketika perdagangan organ atas motif ekonomi benar adanya dan bahkan terjadi di Indonesia. Beberapa waktu lalu, polisi mengungkap perdagangan ilegal ginjal yang melibatkan sindikat Indonesia-Kamboja. Tingginya permintaan transplantasi ginjal yang jauh melebihi pasokan donor, alasan ekonomi, dan minimnya literasi, menyuburkan praktik ilegal dengan omzet mencapai puluhan miliar rupiah itu.
Dalam kondisi ini, sangat penting bagi pemerintah memastikan bahwa para pendonor mendapatkan kompensasi yang pantas atas pengorbanan mereka, serta menyadari risiko yang mungkin mereka hadapi ketika mendonorkan organ penting mereka. Mengambil contoh dari negara lain, pemerintah membentuk lembaga donor organ yang tak hanya mengatur kompensasi yang sesuai, tetapi juga mengelola daftar tunggu serta memberikan prioritas kepada pasien penerima donor. Adanya peraturan yang lebih kuat dan jelas akan menekan perdagangan ilegal organ.