Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Episode 39: Kisruh Program Organisasi Penggerak (POP) Menteri Nadiem

Kamis, 6 Agustus 2020 08:05 WIB

Kisruh Program Organisasi Penggerak (POP) kian mendapat sorotan lantaran dua organisasi besar Islam, Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), menyatakan mundur dari program rintisan Menteri Nadiem itu. Langkah Muhammadiyah dan NU pun kemudian disusul Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Selain sistem pendaftaran yang sempat bermasalah, pelaksanaannya pun dinilai kurang transparan. Lolosnya dua korporasi besar yang berafiliasi dengan Tanoto Foundation dan Putera Sampoerna Foundation pun diprotes. Hal itu karena mereka adalah korporasi besar yang tidak selayaknya mendapat sokongan lagi dari APBN.

Meski akhirnya Menteri Nadiem telah meminta maaf dan melakukan evaluasi lebih lanjut, kisruh ini belum berhenti. Mereka yang telah mundur dari POP belum serta merta kembali bergabung.

Terobosan radikal Nadiem Makarim, melalui seri program Merdeka Belajar ini tentu layak diapresiasi. Namun patut diingat bahwa pendidikan bukanlah pasar digital semacam Gojek, sebuah bisnis yang membuka pengelola untuk trial and error. Perlu pemetaan rinci sebelum diimplementasikan.

Perubahan pendidikan tidak melulu dengan pendekatan teknologisasi. Pendidikan juga melibatkan manusia. Kebijakan yang diambil pun akan berdampak jangka panjang sehingga tidak menoleransi kesalahan sekecil apapun.