Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kembali. Setelah didaulat menjadi Komisaris Utama Pertamina, ia muncul kembali dengan meluncurkan buku catatan hariannya selama di penjara. Buku itu berjudul “Panggil Saya BTP: Perjalanan Psikologi Ahok Selama di Mako Brimob”.
Ahok memang memiliki perjalanan hidup yang berliku. Di tengah karirnya yang mentereng dengan sejumlah prestasi saat menjadi Gubernur DKI, dia terjerat politik identitas. Akibat aksi mobokrasi, pidato Ahok di Kepulauan Seribu yang mengutip Surat Al-Maidah malah menggiringnya ke penjara.
Bagi para pengkritiknya, Ahok tidak semata-mata korban politik identitas. Dia juga dianggap kerap bermain api, melintasi wilayah sensitif dengan nada kasar yang provokatif. Misalnya, ia sering menyebut dirinya 'si kafir', seraya memobilisasi kaum pluralis yang menjadi pendukungnya.
Namun di balik perjalanan hidup Ahok, tersirat bahaya nyata politik identitas. Seseorang bisa ditahan hanya karena tekanan massa. Ikuti obrolan lengkap pandangan redaksi Tempo terkait hal ini di podcast Apa Kata Tempo episode “Patah Tumbuh, Ahok Kembali”. Baca juga laporan lengkap soal Ahok di majalah.tempo.co.