Pemecatan Helmy Yahya sebagai Direktur Utama TVRI adalah buntut dualisme kewenangan yang terjadi selama ini antara jajaran direksi dan Dewan Pengawas TVRI.
Alasan Dewan Pengawas memecat Helmy antara lain karena adanya pembelian hak siar Liga Inggris yang dianggap mahal dan tidak sesuai jati diri bangsa. Mereka juga mempersoalkan program Discovery Channel yang tayang di TVRI lebih banyak menayangkan buaya Afrika ketimbang buaya Indonesia.
Padahal langkah itu adalah bagian dari upaya direksi agar penonton kembali melirik TVRI. Apalagi pembelian hak siar tidak diambil dari APBN, melainkan dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP).
Gaduh antara direksi dan Dewan Pengawas ini sebaiknya diupayakan adanya pembenahan regulasi dan mendorong pengelolaan yang transparan. Tidak hanya merugikan TVRI, saling telikung itu juga merugikan publik karena mempengaruhi isi siaran.
Dengarkan obrolan lengkap pandangan redaksi Tempo terkait hal ini di episode 'Gaduh TVRI, Tersandung Buaya Afrika'.
Podcast Lainnya
-
Cerita di Balik Vonis Sambo dan Keadilan untuk Eliezer
22 Februari 2023
-
Keserakahan dan Penipuan Berkedok Koperasi
15 Februari 2023
-
Banyak Kasus Menimpa Kepolisian, Saatnya Bongkar Total!
26 Oktober 2022
-
Ada Apa dengan Para Penegak Hukum Kita?
20 Oktober 2022
-
Ada Agenda Politis di Balik Kasus Lukas Enembe?
28 September 2022